top of page

Collective Anxiety: Ketika Kecemasan Tak Lagi Hanya Urusan Pribadi


ree

Fenomena yang Kian Terasa di Era Informasi Cepat

Pernahkah kamu merasa cemas padahal tidak sedang menghadapi masalah pribadi yang berat? Misalnya saat membaca berita konflik, krisis ekonomi, atau bencana alam, lalu muncul rasa khawatir yang sulit dijelaskan. Fenomena ini dikenal dengan istilah collective anxiety atau kecemasan bersama. Bukan sekadar perasaan pribadi, tetapi kecemasan yang muncul karena kita hidup di era global yang saling terkoneksi, di mana emosi bisa “menular” lewat media sosial, percakapan sehari-hari, hingga arus informasi yang tak pernah berhenti.


Apa Penyebab Collective Anxiety?

Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya kecemasan bersama ini:

  • Paparan media tanpa henti. Berita buruk yang terus-menerus muncul di layar ponsel membuat otak kita selalu dalam mode waspada.

  • Krisis global. Pandemi, perubahan iklim, dan krisis ekonomi menciptakan rasa tidak pasti yang dirasakan banyak orang sekaligus.

  • Efek sosial. Percakapan di media sosial mempercepat penyebaran emosi, sehingga satu perasaan cemas bisa berkembang menjadi fenomena massal.


Dampak pada Kesehatan Mental

Collective anxiety dapat menimbulkan berbagai gejala, mulai dari sulit tidur, jantung berdebar, rasa tidak berdaya, hingga stres kronis. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa memengaruhi konsentrasi, produktivitas, bahkan kualitas hubungan sosial. Banyak orang tidak menyadari bahwa kecemasan ini bukan hanya sekadar “perasaan sesaat”, tetapi tanda tubuh dan pikiran sedang kewalahan menghadapi stimulus yang terlalu banyak.


Cara Mengelola Collective Anxiety

Meski terasa berat, ada beberapa langkah sederhana yang bisa membantu kita mengelola fenomena ini:

  1. Batasi konsumsi berita. Pilih waktu tertentu untuk membaca berita dan pastikan sumbernya terpercaya.

  2. Lakukan digital detox. Sisihkan waktu tanpa gawai, walau hanya 30 menit sehari, untuk memberi ruang pada pikiran.

  3. Journaling dan mindfulness. Menuliskan perasaan atau berlatih pernapasan dapat membantu menenangkan sistem saraf.

  4. Cari dukungan

    . Diskusi dalam komunitas sehat atau kelompok terapi bisa menjadi tempat berbagi dan merasa tidak sendirian.


Kecemasan yang muncul bersama-sama menunjukkan betapa manusia saling terhubung emosi kita bisa menular, baik positif maupun negatif. Maka, mengelola collective anxiety bukan hanya tanggung jawab pribadi, tetapi juga upaya kolektif. Mulai dari langkah kecil seperti membatasi berita hingga membuka diri untuk mencari bantuan, setiap usaha berarti. Jika kamu merasa kewalahan dengan rasa cemas yang terus hadir, Jeviemes siap menjadi teman perjalananmu menuju ketenangan, keseimbangan, dan kesehatan mental yang lebih baik.


Namun apabila kecemasan yang dialami sudah mengganggu tidur, pekerjaan, atau hubungan dengan orang lain, penting untuk mencari bantuan profesional. Konseling dan terapi bisa memberikan strategi yang lebih terarah untuk mengelola kecemasan secara jangka panjang.

 
 
 

Comments


bottom of page